Indonesia
merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar ke empat di dunia
setelah Cina, India, dan Amerika Serikat dengan jumlah populasi manusia sekitar
237.641.326 jiwa pada tahun 2010
(www.bps.go.id). Diperkirakan bahwa pada tahun 2013 ini jumlah penduduk
Indonesia akan berkisar pada angka 250.000.000 jiwa dengan tingkat pertumbuhan
penduduk yang masih tinggi yakni berkisar antara 2,15% hingga 2,49% per tahun.
Kepadatan penduduk
adalah jumlah penduduk disuatu wilayah dibandingkan dengan luas wilayahnya yang
dihitung jiwa per km kuadrat. Berdasarkan sensus penduduk dan survey penduduk,
persebaran penduduk Indonesia antar provinsi satu dengan provinsi lain tidak
merata. Di Indonesia sendiri terjadi konsentrasi kepadatan penduduk yang
berpusat di Pulau Jawa. Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya kurang lebih
7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia dihuni kurang lebih oleh 60% penduduk
Indonesia. Sedangkan Pulau Kalimantan luasnya 28,11% dari luas Indonesia tetapi
jumlah pendudukya hanya 5% dari jumlah penduduk Indonesia. Demikian juga di
Irian Jaya yang memiliki luas wilayah 21,99% wilayah Indonesia, tetapi jumlah
penduduknya hanya 0,92% dari seluruh penduduk di Indonesia. Perkembangan
kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan Madura tergolong tinggi, pada tahun 1980
sebesar 690 jiwa tiap-tiap kilometer persegi, tahun 1990 menjadi 814 jiwa dan
tahun 1998 menjadi 938 jiwa per kilo meter persegi (www.bps.go.id)
Akibat dari tidak meratanya penduduk di Indonesia, lahan
pertanian di Jawa akan semakin menyempit. Lahan bagi petani untuk bercocok
tanam akan beralih fungsi sebagai pemukiman dan daerah industri. Hal ini akan
berdampak pada ketersediaan bahan makanan. Disamping itu terjadi eksploitasi
berlebih pada sumber daya alam yang ada di Jawa yang berdampak pada
keseimbangan alam yang buruk di Indonesia. Sebaliknya lahan diluar Jawa belum
bisa dimanfaatkan secara optimal karena sumber daya manusia yang masih minimal.
Keadaan demikian tentunya tidak akan menguntungkan dalam melaksanakan
pembangunan wilayah bagi peningkatan pertahanan dan keamanan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya kepadatan
penduduk di Pulau Jawa adalah karena Pulau Jawa merupakan pusat pemerintahan,
pusat kegiatan ekonomi dan industri sehingga tersedia banyak lapangan pekerjaan.
Disamping itu, Pulau Jawa mempunyai tanah yang subur sehingga mudah digunakan
untuk bercocok tanam, berbagai kemudahan dalam memperoleh informasi,
transportasi dan pendidikan turut serta menjadi alasan mengapa pulau Jawa
menjadi daerah primadona di Indonesia. Pesatnya pembangunan yang ada di Jawa
terutama di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya baik itu pembangunan
fisik dan non fisik mengakibatkan keinginan seseorang untuk pindah semakin
besar. Hal inilah yang memicu terjadinya “urbanisasi”.
Urbanisasi adalah pertumbuhan penduduk perkotaan yang
disebabkan perpindahan dari desa ke kota, dari kota ke kota, serta akibat
proses perluasan wilayah perkotaan (Reklamasi). Pertumbuhan penduduk perkotaan
semakin tahun semakin meningkat seiring dengan pesatnya perkembangan ekonomi, industri,
sarana dan prasarana perkotaan serta kemajuan pendidikan di wilayah tersebut.
Berbagai alasan dikemukakan oleh kaum urban diantaranya adalah keinginan untuk
mengadu nasib, keinginan untuk memperbaiki keadaan ekonomi keluarga dan lain
sebagainya. Tetapi perlu diperhatikan bahwa tidaklah mudah untuk bisa bertahan
hidup di kota besar seperti Jakarta. Diperlukan keahlian dan keterampilan yang
besar untuk bisa bertahan hidup di kota besar seperti Jakarta yang merupakan
Ibukota Negara Indonesia yang bertindak sebagai pusat pemerintahan, pusat dari
kegiatan ekonomi dan industri di Indonesia. Ketika kaum urban datang ke ibukota
tanpa dilengkapi dengan keahlian dan keterapilan yang cukup, bukan kebahagiaan
yang akan didapat tetapi justru kesengsaraanlah yang didapat karena kejamnya
kehidupan di ibukota.
Berbagai
permasalahan yang timbul akibat tingginya urbanisasi adalah:
1. Semakin padatnya penduduk di kota
tersebut sebagai akibat dari tingginya
kaum urbanisasi yang tidak diimbangi dengan perluasan wilayah
2. Timbulnya kemacetan sebagai akibat padatnya
penduduk di kota tersebut, sedangkan pembangunan sarana dan prasarana
transportasi belum memadai dan tidak sesuai dengan banyaknya penduduk
3. Timbulnya masalah- masalah sosial
seperti tingginya angka pengangguran, kriminalitas, maupun pelacuran
4. Munculnya pemukiman liar
5. Pencemaran lingkungan baik
pencemaran yang berasal dari limbah industri maupun limbah rumah tangga, polusi
udara baik oleh asap pabrik maupun asap kendaraan bermotor.
Oleh karena dampak yang ditimbulkan akibat tingginya
urbanisasi sangat besar, sehingga perlu dilakukan upaya- upaya dalam menekan
tingginya angka urbanisasi, diantaranya adalah dengan:
1. Pemerataan pembangunan di desa
maupun di kota sehingga tercipta lapangan pekerjaan baru. Tidak dapat
dipungkiri bahwa ketidakrataan pembangunan di Indonesia merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan seseorang melakukan urbanisasi. Dengan terciptanya
lapangan pekerjaan baru diharapkan akan menyerap banyak tenaga kerja sehingga
akan memperbaiki ekonomi masih-masing pekerja dalam membangun keluarga yang
sejahtera
2. Penciptaan lapangan kerja di daerah
– daerah yang jarang penduduknya dan daerah pedesaan. Dengan terciptanya
lapangan pekerjaan di pedesaan akan membuat ekonomi penduduk di desa tersebut
semakin meningkat sehingga ia tidak perlu untuk mengadu nasibnya ke ibukota dan
hal ini akan menekan jumlah urbanisasi
3. Pemberian penyuluhan dan pelatihan
pada masyarakat tentang bagaimana mengelola sumber daya alam yang ada. Sumber
daya alam yang dimiliki oleh Indonesia sangat melimpah, tetapi sumber daya
manusianya yang masih kurang sehingga kurang optimal dalam mengelola sumber
daya alam yang ada. Dengan adanya pelatihan-pelatihan dalam pengolahan sumber
daya alam diharapkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam mengolah sumber daya
alam akan semakin meningkat dan hal ini akan memperbaiki ekonomi masyarakat
Indonesia sehingga angka urbanisasi di Indonesia akan menurun
Thank’s to my friend Hanik Nurmilasari
0 comments:
Post a Comment